Ouw . . . Sang Empunya Waktu
Yang menerbitkan matahari dan membawanya kembali
Kami secuil mahluk tak berguna di hadapanmu
Maafkan kami karena kami lancang mengadu padamu
Sebab tiada yang kami percayai lagi
Selain kepada - Mu yang memberi rasa percaya pada kami
Ini kami ya Robbi
Hukumlah kami jika engkau marah
Tetapi biarlah telingamu mendengar keluhan kami
Ratapan kami
Yang begitu lama terpelihara di dalam hati
Karena realita yang begitu pahit
Yang begitu banyak teori sudah ada
Demi memaniskannya
Tuhan . . .
Kami ini hanyalah rakyat biasa di hadapan para penguasa
Tetapi bukankah Engkau menciptakan kami sama dengan mereka?
Ataukah mungkin Engkau memberikan klasifikasi atas kami
Apakah Engkau bertindak tidak adil
Dengan menempatkan kemanusiaan mereka di atas kami
Tidak . . . tidak
Engkau adalah hakim yang adil
Yang menetapkan segala perkara menurut rahmat - Mu
Engkau tahu
Setiap jerit tangis rakyat kecil
Yang selalu menjadi korban atas proyek-proyek penguasa
Yang selalu dijual kemiskinannya untuk kekayaan para elit
Yang selalu menjadi obyek pembangunan
Yang katanya pembangunan itu untuk kami
Tetapi tidak . . . bukan untuk kami
Tuhan . . .
Bertindaklah !!!
Sebab korupsi begitu merajalela di tanah ini
Bagai amuba yang membelah diri
Semakin hari semakin banyak
Apakah ini budaya dari eden?
Kami tak tahu
Kami hanya bertanya
Tapi Tuhan . .
Kami tahu juga
Bahwa jika Engkau mau
Semua koruptor bisa Engkau musnahkan
Tetapi mengapa tidak kau lakukan?
Kami hanya bertanya Tuhan
Maafkan kami
Jika kami lancang
Berkomunikasi dengan - Mu
Oh iya Tuhan
Hari ini kami merayakan hari jadi kami
Engkau tahu itu
Sedikit penghargaan dari kami kepada pendahulu kami
Kepada nenek moyang kami
Ajari kami
Untuk mengasihi sesama kami
Seperti kami mengasihi diri kami sendiri
Bukan hanya di hari ini tetapi selamanya
Ajari kami
Bahwa hidup ini adalah pemberian
Maka berilah untuk hidup
bukan hanya di hari ini tetapi selamanya
Ajari kami
Untuk menepis perbedaan-perbedaan simbolik
Ajar kami ya Tuhan
Bahwa kita semua adalah mahluk ciptaan - Mu
Ampuni kami
Karena kami lancang berkomunikasi dengan - Mu
Engkau Mahakuasa
Kami Mahasiswa
Kami tahu itu berbeda
Engkau yang memberitahu kami
Karena itu ajar kami
Untuk menjadi mahasiswa yang baik
Supaya melalui kampus
Kami terus belajar untuk menjadi manusia yang utuh
Yang punya integritas
Atas dasar apa
Para pemimpin merasa berhak
Mempertaruhkan hidup begitu banyak orang?
Bagaimana mungkin para pemimpin
Memperlakukan hidup manusia dengan begitu nista?
Agama macam manakah
Yang menilai begitu rendah hidup manusia?
Bagaimana mungkin
Sejumlah pemimpin dibiarkan bebas dari segala hukuman
Padahal kepemimpinannya telah menghancurkan begitu banyak orang?
Punyakah kita penghargaan terhadap hidup?
Damai menjadi sesuatu yang langka
Karena egoisme manusia
Karena tiadanya rasa saling mengasihi
Dan ketakutan menjadi raja di hati
Tuhan . .
Kami berharap hari ini
Jadi tonggak bagi kami
Untuk mengasihi sesama
Seperti kami mengasihi diri kami sendiri
Agar damai kasih – Mu menjadi nyata
Cahaya kemurnian
Hadirlah dalam hatiku
Sentuh batinku dengan kasih putih
Maafkan khilafku
Ampuni dusta di hati
Kuberampun pada - MU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar